2019, Karantina Pertanian Cilacap Sudah Ekspor Kayu Olahan Senilai Rp 258 Milyar
Akselerasi Ekspor
CILACAP FAKTA. Setelah pada Jum’at (21/6) lalu ekspor kayu olahan dikirim
ke Cina, pada Selasa (25/6) pagi kemarin, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina
Pertanian kembali melepas ekspor dua komoditas. Kali ini tidak hanya kayu
olahan, namun dibarengi dengan pengiriman gula merah kesejumlah negara. Jika
ditotal volume kayu olahannya 1.962,0361 m3 dan gula merah 19.500 kg atau nilainya
setara dengan Rp 7.385.268.677. Ekspor dua produk pertanian ini dikirim melalui
Karantina Pertanian Cilacap.
Kepala Karantina Pertanian Cilacap Drh.Puji Hartono menuturkan, kali
ini produk kayu olahan tidak hanya dikirim ke Cina namun turut diekspor ke
Inggris, Malaysia, Australia, Vietnam dan Hongkong. Sedangkan gula merah di
ekspor ke Amerika Serikat. “Sampai kuartal ke 2 tahun 2019 ini, telah dilakukan
ekspor produk kayu olahan sebanyak 342 kali dengan volume sebanyak 89.426,73 m3
dengan nilai Rp 258.761.289.466” tutur Puji Hartono.
Sejumlah pimpinan instansi menghadiri pelepasan ekspor produk kayu
olahan dan gula merah. Diantaranya dari Pelabuhan Tanjung Intan, beberapa
Kepala Dinas di Pemkab Cilacap dan pengguna jasa karantina. Usai acara digelar
penyerahan buku panduan Mace kepada Kepala KSOP, GM PT Pelindo Tanjung Intan,
Kepala Beacukai dan Ketua DPC INSA Kabupaten Cilacap. Berikutnya ada penyerahan
Phytosanitary kepada eksportir.
Dalam kesempatan itu Puji Hartono kembali mengajak seluruh instansi
maupun perusahaan sserta masyarakat umum untuk ambil bagian dalam mendukung program akselerasi ekspor. “Karena
potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Cilacap cukup melimpah. Begitu
pula potensi di Banyumas dan sekitarnya. Mulai dari produk pertanian Kelapa,
Manggis, Durian dan bahkan daun ketapang, gula semut, jamu, beras, kambing,
domba dan masih banyak lainnya” katanya.
Namun demikian menurut dia, akselerasi ekspor ini harus didukung
kerjasama antara para eksportir, petani lokal dan instansi terkait.
Dukungan akselerasi ekpor turut diberikan Kantor Syahbandar dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Cilacap.
Mereka memfasilitasi kegiatan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
yang saat ini memiliki lebar alur 250 meter dan kedalaman -6 hingga -12 MLWS. Kondisi ini dinilai sangat siap dilalui
kapal-kapal besar atau Kontainer. Sehingga diharapkan produk- produk ekspor dari
Cilacap dan sekitarnya dapat terfasilitasi. Disisi lain bongkar muat di Pelabuhan
Tanjung Intan tidak perlu mengantri seperti di pelabuhan-pelabuhan besar
seperti pelabuhan Tanjung Priuk dan Tanjung Emas. *za
No comments